TOPIK BUNGO,- Di era digital seperti saat ini kasus penipuan semakin merajalela. Tindakan tersebut bisa dilakukan melalui berbagai cara sepert, telefon, SMS, WA, Email dan media sosial.
Seperti yang terjadi pada korban Mustaim pemilik usaha batako tempatnya di dusun tanah bekali kecamatan Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo Jambi.
Mustaim menjadi korban penipuan oleh orang yang tidak di kenal dengan modus memesan batako.
Di mana pada hari jumat (30/8) sekitar pukul 09.00 Wib ada seorang laki-laki menghubunginya lewat WA untuk minta antar batako tepatnya di ujung tanjung kecamatan jujuhan.
Untuk memastikan alamatnya Mus (korban) mencoba menelpon pelaku dengan meminta alamat lengkap. Pelaku pun mengaku tinggal di desa itu, seola-ola benar memesan Batako.
“Bang untuk pembayarannya nanti kasih ke Muhamad Yani ya nanti barang di turunkan kita hitung sama-sama barang cukup baru kita bayarkan” Kata pelaku melalui pesan Suara Wapsap
Karna jarak yang agak lumayan jauh mus juga mencoba menghubungi melalui telepon, masih juga kurang yakin, maka Mus mengirimkan no Hp pelaku ke sopir yang biasa mengatar Batako untuk menelpon dan memastikan alamat serta harganya.
Setelah menelpon sopir pun mengkonfirmasi kembali kepada Mus bahwa alamatnya sudah tau dan pelaku minta antar batako sebanyak 1.000 buah, dengan harga 2.800 1000×2800=2.800.000 Mus pun meminta kepada anggota kerja untuk memuat batakonya.
Saat sopir korban merasa sudah dekat rumah si pemesan batako, sopir pun menanykan nama asli dan panggilan di dusun itu, lalu pelaku mengirimkan nama, yaitu bernama Kartini Pasangan Rama (pemesan batako),
Setelah pelaku tau bahwa batako sudah dekat dengan rumah pelaku pun meminta kepada orang yang memesan batako mengirimkan uangnya. Ke rek atas nama Tri Ratna Ningrum (rek pelaku).
Setelah uangnya berhasil di Tlasfer maka tak lama ke mudian pelaku memblokir kontak-kontak yang menghubungi nya.
Korban Mus mengira orang yang memesan batako tersebut adalah orang yang berada di rumah itu, sementara orang yang menelpon tersebut tidak tau keberadaannya.
Setelah batakonya di bongkar di rumah Kartini, lalu Kartini ber cerita bahwa uangnya baru saja di transfer, sementara no HP orang yang meminta tlasferan itu tidak aktif lagi.
Saat sopir korban meminta pembayaran batako yang sudah di antar, Kartini pun bersetikukuh tidak mau membayar, dengan alasan uang pembayaran batakonya sudah di tlasfer.
“Uangnya katanya sudah di tlasfer ke rek 2.500.000 kepada orang yang tak di kenal” Unkap Mus
Kartini pun menunjukkan bukti tasferan kepada sopir. Saat pemilik batako mau membawa pulang kembali batakonya, Kartini pun bersikukuh tidak boleh karna merasa batakonya sudah di bayar.
Menurut Mus kejadian serupa penipuan bermodus memesan Batako juga di alami oleh teman seperjuana pada pengusaha batako lain yang terjadi di bulan lalu.
Mus berharap kepada warga dan pemilik usaha Batako lainnya, agar berhati-hati karna banyak modus penipuan.
“Kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada bayak modus penipuan saat ini, jangan mudah percaya dengan orang yang meminta tlasfer/kiriman uang”Harapnya. (Tj)
Komentar